Jika Anda sedang berusaha menghentikan kebiasaan merokok tembakau, maka Anda tak sendiri. Banyak orang yang sedang berjuang berhenti dari kecanduan akan tembakau.
Namun bila usaha yang Anda lakukan adalah dengan menggantinya dengan rokok elektrik atau dikenal dengan istilah vaping maka sebaiknya Anda cari tahu terlebih dahulu. Benarkah rokok elektrik adalah solusi terbaik untuk menghentikan kebiasaan merokok tembakau?
Vaping seperti dilansir Kids Health adalah menghirup uap yang dibuat oleh rokok elektrik atau perangkat vaping lainnya. Rokok elektrik ini adalah alat merokok yang memanfaatkan tenaga baterai yang memiliki katrid yang bisa diisi dengan cairan baik yang mengandung nikotin, atau hanya mengandung perasa dan bahan kimia. Cairan tesebut akan dipanaskan dan diubah menjadi uap yang akan dihirup.
Menurut American Cancer Society, baik merokok tembakau maupun merokok elektrik sama-sama memiliki risiko yang berbahaya bagi kesehatan. Secara umum, inilah bahaya merokok elektronik atau vaping.
Meracuni tubuh
Menurut sebuah studi tahun 2012, seperti dilansir Medical News Today, kandungan kimia di dalam rokok vape selain nikotin mungkin memiliki efek meracuni tubuh.
Studi lain pada tahun 2015 menunjukkan bahwa memanaskan propilen glikol dan gliserol dalam cairan elektronik dapat menciptakan senyawa yang melepaskan formaldehida. Menurut International Agency for Research, formaldehida merupakan karsinogen golongan 1, yang artinya merokok elektronik berpotensi meningkatkan risiko kanker.
Berbahaya bagi kesehatan jantung
Dilansir Hopkins Medicine, nikotin sebagai agen utama rokok tembakau maupun rokok elektronik sama-sama dapat menyebabkan kecanduan. Nikotin merupakan zat beracun yang dapat meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin serta dapat meningkatkan detak jantung. Nikotin dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Peradangan paru-paru
Studi pada 2018 menemukan bahwa beberapa kandungan kimia rokok elektrik dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel paru dan peradangan. Peradangan kronis di jaringan paru juga dapat menyebabkan jaringan parut paru-paru yang ireversibel.
Buruk bagi kesehatan gigi dan gusi
Studi tahun 2018 melaporkan, seperti dilansir Healthline bahwa paparan aerosol rokok elektrik dapat menyebabkan permukaan gigi berisiko mengembangkan bakteri. Banyaknya bakteri di dalam rongga mulut dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi serta peradangan pada gusi.
Studi pada tahun 2014 juga mendukung pernyataan tersebut, dan melaporkan bahwa rokok elektrik dapat memicu iritasi pada gusi, rongga mulut dan tenggorokan.
Sama-sama menyebabkan kecanduan
Sama seperti rokok tembakau, rokok elektrik juga sama-sama menyebabkan kecanduan. Menurut penelitian bahkan para perokok elektrik mengonsumsi lebih banyak nikotin daripada perokok tembakau. Semakin besar katrid yang digunakan, semakin tinggi pula konsentrasi nikotin yang bisa diperoleh.
Selain itu, CDC juga melaporkan bahwa nikotin yang terkandung dalam rokok elektrik dapat menyebabkan kerusakan otak permanen pada orang di bawah usia 25 tahun.
Walaupun dianggap sebagai alternatif untuk membantu berhenti merokok tembakau, namun rokok elektrik bukanlah solusi yang tepat untuk menghentikan kebiasaan merokok. Konsekuensi kondisi kesehatan akibat rokok elektrik juga tak kalah berbahayanya dibanding merokok tembakau. Pertimbangkan kembali apabila Anda ingin beralih ke rokok elektrik dan temukan solusi lain untuk membantu mengatasi kecanduan Anda terhadap tembakau dan nikotin.
Yuk, mulai berhenti merokok bersama Ai-Care dengan mengisi kuesioner yang ada pada link ini https://tinyurl.com/aicareHTTS
Jangan lupa juga download booklet Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang dicantumkan dalam link ini http://tinyurl.com/bookletHTTS
- dr Hanifa Rahma